Kamis, 30 Desember 2010

PELAJARAN DARI UPIN DAN IPIN

Betul, betul, betul!
Ujaran di atas saat ini sudah seperti wabah saja di Indonesia. Bak mantra ajaib, ujaran tersebut mampu menyihir dan merasuki percakapan sehari-hari di Indonesia., mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Bahkan, ujaran tersebut sudah merambah di dunia telekomunikasi sebagai nada sambung telepon genggam dan dapat diunduh dari berbagai situs di internet. Itulah gejala yang dibawa oleh sebuah film serial anak-anak dari negeri jiran (Malaysia), Upi dan Ipin.
Apa yang menarik dari serial Upi dan Ipin sehingga sangat digemari, bukan saja oelh anak-anak tetapi juga oranh dewasa di Indonesia? Selain karena memang bagus, serial yang sarat pendidikan moral tersebut menggunakan bahasa uang dapat dipahami oleh orang Indonesia. Bahasa Malaysia yang digunakan dalam serial Upin dan Ipin memang serumpn dengan bahasa Indonesia, yaitu rumpun Melayu.
Yang lebih menarik dari serial Upin dan Ipin adalah kebanggaan mereka menggunakan bahasa nasional mereka sendiri, yaitu bahasa Malaysia. Hampir semua dialog dalam serial tersebut menggunakan bahasa Malaysia tanpa diselipi kata-kata asing. Kebanggan menggunakan bahasa nasional itulah yang pantas ditiru. Pelajaran yang dapat dipetik dari Upin dan Ipin adalah, gunakan bahasa nasionalmu dengan penuh kebanggaan.
Kenyataan yang ada di Indonesia sekarang masih jaug dari harapan. Hal ini dapat dilihat dari media televisi. Banyak acara televisi yang mempertontonkan adegan seni peran di mana sang tokoh dengan bangganya menyelipkan kata-kata asing dalam dialognya. Dalam kehidupan sehari-hari pun, banyak orang Indonesia yang sangat suka menyelipkan kata-kata asing dalam ucapannya, biar kelihatan pandai. Ini tidak pantas ditiru.
Jadi banggalah menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasionalmu. Jangan kalah sama Upin dan Ipin. Betul, betul, betul!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar